Bali terkenal dengan berbagai tempat wisata yang menawarkan ciri khas masing-masing yang tentunya menarik minat wisatawan untuk datang ke Bali, lagi, lagi, dan lagi. Seolah tidak ada habisnya tempat wisata yang harus dikunjungi dan dinikmati. Tapi, pernahkah berkunjung ke tempat yang satu ini? Sudah pernah jalan-jalan ke TPA? Kalo belum, ayo sejenak saya ceritakan pengalaman jalan-jalan saya ke TPA Temesi di Kabupaten Gianyar, Bali.
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) merupakan tempat mengumpulkan sampah yang tidak bisa diolah lagi dan berasal dari berbagai sumber, baik domestik ataupun non domestik. Sampah domestik (rumah tangga) dan non domestik
(fasilitas umum) terdiri dari berbagai komponen yang diantaranya masih
dapat diolah kembali. Jenis yang mudah dikomposkan, seperti sisa makanan, sampah kebun dan kulit buah dapat diolah menjadi bahan kompos dan biogas. Jenis sampah
tak mudah dikomposkan, seperti kertas, berbagai jenis plastik, besi dan
logam lainnya dapat didaur ulang menjadi produk baru atau bahan baku
produk. Nah, bagaimana jika tidak termasuk kedua golongan sampah tadi?
Kumpulan sampah yang tidak dapat dimanfaatkan lagi, atau dikenal dengan
residu, itu lah yang akan masuk ke TPA.
Rute Menuju TPA Temesi |
TPA Temesi terletak di Desa Temesi, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar. Mau ke Temesi? dari Lapangan Astina, lurus terus ke arah timur, sekitar 1 km ke arah menuju Kabupaten Klungkung. Kemudian akan bertemu lampu lalu lintas, belok kiri ke Bangli, lurus lagi, sekitar 250 m, di sebelah kanan jalan ada petunjuk ke arah TPA Temesi. TPA ini mulai beroperasi pada tahun 1994 dan masih beroperasi hingga saat ini. Luas total keseluruhan TPA Temesi adalah 4,2 Ha yang terbagi menjadi 2 blok tumpukan sampah, lahan pembuatan kompos, instalasi pengolahan air lindi, workshop pengelolaan lingkungan, dan bank sampah. Masuk ke lokasi TPA, pemandangan yang jauh dari kata bersih dan indah, ya begitulah TPA, yang terlihat adalah gunungan sampah, truk sampah, dan pemulung. Tapi ingat, berani kotor itu baik :). Luas blok sampah I adalah 0,36 Ha, sedangkan blok sampah II memiliki luas 0,67 Ha. Sistem yang digunakan di TPA ini adalah Open Dumping, yakni sampah yang datang setiap hari ditimbun pada blok sampah dan tanpa ditutup oleh tanah penutup. Setiap blok sampah telah dilengkapi dengan pipa penangkap gas yang berfungsi untuk menyalurkan gas yang keluar dari timbunan sampah akibat aktifitas bakteri anaerobik. Setiap hari, terdapat sekitar 15 truk sampah yang keluar masuk TPA membawa sampah dari wilayah Kabupaten Gianyar. Dengan bantuan escavator, sampah diratakan pada setiap timbunannya. Ya, beginilah keseharian aktivitas di TPA Temesi. Sampah yang datang diletakkan di lahan pemilahan. Beberapa pemulung bertugas untuk memilah sampah, memisahkan sampah organik, seperti sampah kebun untuk dijadikan kompos. Sampah plastik, kertas, dan logam yang masih bisa dimanfaatkan dikumpulkan di lapak bank sampah. Residu, diangkut menuju blok sampah.
Kegiatan di TPA Temesi |
Selain menghasilkan gas bio, proses anaerobik yang terjadi juga menghasilkan air lindi. Air lindi ini berwarna hitam dan bau. Debit air lindi dapat meningkat akibat masuknya air hujan ke tumpukan sampah pada blok sampah. Agar tidak meresap ke dalam tanah dan mencemari air tanah, maka pihak pengelolan TPA Temesi menyediakan Instalasi Pengolahan Air Lindi (IPAL) di lokasi TPA. IPAL ini mulai berperasi sejak tahun 2011. IPAL ini terdiri dari unit kolam anaerobik, kolam fakultatif, kolam maturasi, dan constructed wetland. Dengan adanya IPAL ini, maka air lindi dapat diolah terlebih dahulu sebelum disalurkan ke badan air.
IPAL TPA Temesi |
Next, pembuatan kompos. Fokus utama dari pengolahan sampah di TPA Temesi adalah pengolahan smapah organik menjadi kompos. Hingga saat ini, sampah organik yang menjadi bahan baku kompos TPA Temesi mencapai 30 ton/hari. Dari jumlah tersebut, 25% nya akan menjadi kompos matang dalam waktu 3-4 bulan, ya, sekitar 7,5 ton dalam sekali panen kompos. Do you know? pupuk kompos dari TPA Temesi dijual dengan harga yang sangat terjangkau, yakni Rp. 1.000 - Rp. 1.500 per kilo gramnya. So, tunggu apalagi? ayo pakai pupuk kompos alami! #lho?? Sejauh ini, pupuk kompos lebih diminati oleh pelaku usaha, yakni pengelola hotel, instansi, dan turis asing yang memiliki rumah di Bali. Rendahnya minat warga lokal dalam menggunakan pupuk kompos ini menyebabkan penjualan pupuk kompos TPA Temesi belum bisa optimal. In my mind, penggunaak pupuk kompos tanpa bahan kimia tambahan tentu akan lebih baik untuk menjaga kondisi tanah, sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Ingat, kompos bukan untuk memberikan nutrisi pada tumbuhan lho, tapi untuk menjaga kualitas tanah agar menjadi media yang baik untuk tanaman. Ayo kembali ke yang alami-alami, alam lebih berkualitas, kita pun dapat manfaat lebih, do you agree with me??
Aku Beli Kompos, Kamu? |
Nah, ini bagian yang lebih menarik lagi guys! Workshop pengelolaan lingkungan!! Masuk ke gedung workshop, kita disambut berbagai poster, informasi, dan produk-produk teknologi lingkungan. Apa yang saya temukan di sana? kompos biogas, bahan bakar alami, oven biogas, reaktor biogas, reaktor kompos, dan poster-poster yang sangat edukatif, tentunya tentang isu dan teknologi lingkungan terkini :) kebayang kan, gimana kalo kita sekarang beralih ke energi terbaharukan, biogas! biaya sangat terjangkau dan mudah diperoleh. Secara tidak langsung, kita bisa menekan pencemaran lingkungan. That's cool, isn't it?? Bayangkan saja kalo kita bisa buat pupuk sendiri, buat biogas sendiri, tentunya skala rumah tangga, selain hemat, kita juga sudah berpartisipasi dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Workshop Teknologi Pengelolaan Lingkungan |
Last but not least, Bank Sampah. Pernah denger kan ya? Ya, itu bank. Mirip bank pada umumnya kok, hanya saja yang ditabung itu bukan uang, tapi? SAMPAH! Jadi, jika kita jadi nasabah bank sampah, kita hanya perlu membawa sampah yang kita kumpulkan ke bank sampah terdekat (kalo ada). Sampah yang kita kumpulkan akan dikonversi ke dalam nilai rupiah oleh teller bank sampah. Tiap jenis sampah memiliki nilai rupiah yang berbeda-beda, dan biasanya akan dihargai per kilogram. Hmmm, kalo bisa jangan bawa sisa makanan atau sampah kebun ya, karena bank sampah akan menerima sampah yang dapat dijual atau diolah kembali. Tapi, beberapa bank sampah ada juga yang menerima sampah organik. Sampah organiknya lebih baik diolah sendiri di rumah, jadi apa? KOMPOS. Nah, di TPA Temesi ini juga terdapat Bank Sampah lho! Jadi buat kamu yang tinggal di Kabupaten Gianyar atau sekitarnya, ayo jadi nasabah! Lumayan kalo dikumpulkan tiap hari bisa buat beli HP baru #lho?. Sekali lagi, jadi nasabah bank sampah berarti ikut menjaga kebersihan lingkungan dari sampah.
So, tunggu apalagi kawan? TPA Temesi adalah salah satu destinasi wisata lingkungan di Bali. Ayo berkunjung ke TPA Temesi, sekalian beli kompos, liat gunungan sampah, gunungan kompos, workshop teknologi lingkungan, dan bank sampah. Siapa tahu kan kita bisa dapet inspirasi dari TPA Temesi! Saya siap mendampingi kawan-kawan pecinta lingkungan sekalian kalau mau berwisata ke TPA Temesi. Informasi lebih lengkap tentang TPA Temesi klik di sini. Tunggu info destinasi wisata lingkungan lainnya!
Salam Lingkungan!!
Salam Lingkungan!!
Kemaren aku ke TPA Temesi tapi yang nganter keliling cuma Pak Kadek.
ReplyDeleteSekarang tumpukan sampah residunya makin tinggi lho! Aku gak sempet foto sampah residunya karna digarang lalat trus cepet2 kabur haha